>
*Kaliamt dapat diartikan sebagai Kalimat Rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan
*Kalimat ada berbagai macam bentuk dan jenisnya atau ada juga yang berpendapat tentang kalimat alah sebagai satuan gramatika yang terdiri atas sejumlah kata dan berintonasi final. Dalam setiap kalimat niscaya selalu ada sekurang-kurangnya satu gagasan. Menurut Keraf (1994: 35), untuk membuat kalimat efektif juga diperlukan aspek penguasaan bahasa sebagai berikut :
1. Penguasaan secara aktif sejumlah besar perbendaharaan kata (kosakata) bahasa.
2. Penguasaan kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif.
3. Kemampuan menggunakan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-gagasan.
4. Tingkat penalaran (logika) yang dimiliki seseorang.
*Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
Kalimat yang benar adalah kalimat yang sesuai dengan aturan atau kaidah yang berlaku, baik yang berkaitan dengan kaidah tata bunyi (fonologi), tata bahasa, kosakata, maupun ejaan. Sementara itu, kalimat yang baik adalah kalimat yang efektif, yaitu kalimat yang dapat
menyampaikan pesan/informasi secara tepat.
*UNSUR-UNSUR KALIMAT
Secara praktis, kesatuan gagasan diwakili oleh pola sebagai berikut :
Subyek + Predikat + Obyek + Pelengkap + Keterangan
(S) + (P) + (O) + (Pel) + (Ket)
*Subyek (S) adalah unsur pokok dalam suatu kalimat di samping unsur predikat.
*Predikat (P) adalah unsur pokok dalam suatu kalimat, di samping subyek.
*Obyek (O) merupakan bagian kalimat yang berfungsi melengkapi predikat yang berupa kata kerja transitif.
*Pelengkap (Pel) merupakan bagian kalimat yang memiliki kesamaan dengan obyek.
*Keterangan (Ket) merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat.
* SUBJEK DAN CIRINYA
Jawaban atas pertanyaan apa dan siapa
1. Berupa kata benda atau frase bendaan
2. Disertai kata itu, ini, dan tersebut
3. Didahului kata bahwa
4. Tidak didahului preposisi
5. Mempunyai keterangan pewatas yang
* PREDIKAT DAN CIRINY
a. Predikat merupakan jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana.
b. Predikat disertai kata adalah atau merupakan
c. Predikat dapat diingkari
d. Predikat dapat disertai kata keterangan aspek
e. Predikat dapat disertai kata keterangan modalitas
f. Predikat dapat didahului kata yang
g. Predikat dapat berupa :
- kata benda / frase nominal,
- kata kerja / frase verbal,
- kata sifat / frase adjektival,
- kata bilangan / frase numeral,
- kata depan / frase preposisional.
Fungsi predikat menyatakan pernyataan, perintah, atau pertanyaan.
*OBJEK DAN CIRINYA!!
Objek ialah Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-.
Ciri-ciri objek ialah.
1. Langsung di Belakang Predikat Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
2. Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
3. Didahului kata Bahwa anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.
*PELENGKAP DAN CIRINYA
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
ciri-ciri pelengkap ialah
1. Di belakang predikat ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
a) Esty mengirimi saya buku baru .
b) Mereka membelikan anaknya sepeda baru.
Unsur kalimat surat, buku,sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat.
*KETERANGAN DAN CIRINYA
Ciri keterangan ialah
1. dapat dipindah –pindah posisinya .
perhatikan contoh berikut:
Kakak sudah membuat tiga kue dengan bahan itu.
S P O K
Dengan bahan itu Kakak sudah membuat tiga kue.
Dari jabatan SPOK menjadi KSPO dan SKPO. Jika tidak dapat di pindah maka bukan keterangan.
*POLA-POLA PADA KALIMAT DASAR BAHASA INDONESIA
Berdasarkan penelitian para ahli, pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
1. KB + KK : wakil rakyat berdiskusi.
2. KB + KS : Guru itu cantik.
3. KB + KBil : Harga laptop itu lima juta rupiah.
4. KB + (KD + KB : Tinggalnya di Tanjung pinang.
5. KB + KK + KB : Mereka menonton bola.
6. KB + KK + KB + KB : Om mencarikan saya pekerjaan.
7. KB + KB : Agus peneliti.
Ketujuh pola kalimat dasar ini dapat diperluas dengan berbagai keterangan dan dapat pula pola-pola dasar itu digabung-gabungkan sehingga kalimat menjadi luas dan kompleks.
Sumber http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:6UAGgVYyEnIJ:images.budicrue.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/RyQcrgoKCrYAAAZGjJc1/Struktur-Kalimat.doc%3Fnmid%3D64348211+ciri-ciri+objek+pada+kalimat+dasar&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id
http://lecturer.ukdw.ac.id/othie/PengertianKalimat.pdf
Tinggalkan sebuah Komentar
Ragam dan variasi bahasa
Oktober 3, 2010 pada 7:38 am (Uncategorized)
Bahasa ialah
bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
Di dalam bahasa Indonesia kita mengenal adanya ragam bahasa atau variasi bahasa
Definisi dari ragam bahasa itu sendiri adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahasa baku itu sendiri . Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri .
1. Ragam bahasa berdasarkan media/sarana
a. Ragam bahasa Lisan
Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.
*Kelebihan Ragam Bahasa lisan:
Di dalam ragam lisan unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, dan objek tidak selalu dinyatakan. Unsur-unsur itu kadang-kadang dapat ditinggalkan. Hal ini disebabkan oleh bahasa yang digunakan itu dapat dibantu oleh gerak, mimik, pandangan, anggukan, atau intonasi.
*Kelemahan Ragam bahasa lisan:
Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang dan waktu. Apa yang dibicarakan secara lisan di dalam sebuah ruang kuliah, hanya akan berarti dan berlaku untuk waktu itu saja. Apa yang diperbincangkan dalam suatu ruang diskusi belum tentu dapat dimengerti oleh orang yang berada di luar ruang
b. Ragam bahasa tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
Contoh
Ragam bahasa lisan Ragam bahasa tulis
1. Esty bilang kita harus pulang 1. Esty mengatakan bahwa kita harus pulang
2. Opa lagi baca koran 2. Opa sedang membaca koran
3. Dia tinggal di Lenteng agung 3. Dia bertempat tinggal di Lenteng agung
*Kelemahan Ragam bahasa tulisan:
Ragam tulis perlu lebih terang dan lebih lengkap daripada ragam lisan. Fungsi-fungsi gramatikal harus nyata karena ragam tulis tidak mengharuskan orang kedua berada di depan pembicara. Kelengkapan ragam tulis menghendaki agar orang yang “diajak bicara” mengerti isi tulisan itu. Contoh ragam tulis ialah tulisan-tulisan dalam buku, majalah, dan surat kabar.
2. Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur
1. Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek).
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memilikiciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak padapelafalan/b/pada posisiawal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dll. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan /t/ seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.
1. Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur.
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
contoh:
1) Ichlas mau masak nasi à Ichlas mau memaak nasi
2) Ibu akan ceritakan tentang Upin dan Ipin à Ibu akan menceritakan tentang Upin dan Ipin
1. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur.
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Bahasa baku merupakan ragam bahasa yang dipakai dalam situasi resmi/formal, baik lisan maupun tulisan.
Bahasa baku dipakai dalam :
a. pembicaraan di muka umum, misalnya pidato kenegaraan, seminar, rapat dinas memberikan kuliah/pelajaran;
b. pembicaraan dengan orang yang dihormati, misalnya dengan atasan, dengan guru/dosen, dengan pejabat;
c. komunikasi resmi, misalnya surat dinas, surat lamaran pekerjaan, undang-undang;
d. wacana teknis, misalnya laporan penelitian, makalah, tesis, disertasi.
Segi kebahasaan yang telah diupayakan pembakuannya meliputi
a. tata bahasa yang mencakup bentuk dan susunan kata atau kalimat, pedomannya adalah buku Tata Bahasa Baku Indonesia;
b. kosa kata berpedoman pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI);
c. istilah kata berpedoman pada Pedoman Pembentukan Istilah;
d. ejaan berpedoman pada Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD);
e. lafal baku kriterianya adalah tidak menampakan kedaerahan.
4. Berdasarkan Ragam Sosial dan Ragam Fungsional
a Ragam sosial
yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya di dasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat. Ragam bahasa yang digunakan dalam keluarga atau persahabatan dua orang yang akrab dapat merupakan ragam sosial tersendiri.
b. Ragam fungsional,yang kadang-kadang disebut juga ragam profesional,
adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya.
Ragam fungsional juga dikaitkan dengan keresmian keadaan penggunaannya.
5 . Ragam bahasa menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian
Dalam kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang dibicarakan. Dalam membicarakan pokok persoalan yang berbeda-beda ini kita pun menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Ragam bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau pers. Bahasa yang digunakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan ekonomi/perdagangan, olah raga, seni, atau teknologi. Ragam bahasa yang digunakan menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula dengan istilah laras bahasa.
Perbedaan itu tampak dalam pilihan atau penggunaan sejumlah kata/peristilahan/ungkapan yang khusus digunakan dalam bidang tersebut, misalnya masjid, gereja, vihara adalah kata-kata yang digunakan dalam bidang agama; koroner, hipertensi, anemia, digunakan dalam bidang kedokteran; improvisasi, maestro, kontemporer banyak digunakan dalam lingkungan seni; pengacara, duplik, terdakwa, digunakan dalam lingkungan hukum; pemanasan, peregangan, wasit digunakan dalam lingkungan olah raga. Kalimat yang digunakan pun berbeda sesuai dengan pokok persoalan yang dikemukakan. Kalimat dalam undang-undang berbeda dengan kalimat-kalimat dalam sastra, kalimat-kalimat dalam karya ilmiah, kalimat-kalimat dalam koran/majalah, dll. Contoh kalimat yang digunakan dalam undang-undang.
lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Ragam fungsional juga dikaitkan dengan keresmian keadaan penggunaannya.
® Ragam Keilmuan/Teknologi : Komputer adalah mesin pengelola informasi. Berjuta-juta fakta dan bagan yang berbeda dapat disimpan dalam komputer dan dapat dicari lagi apabila diperlukan.
® Ragam Kedokteran : Kita mengenal dua macam diabetes, yaitu diabetes inspidus dan diabetes mellitus. Diabetes inspidus disebabkan oleh kekurangan hormon antidiuretik (antidiuretic hormone = ADH) diproduksi oleh kelenjar pituitaria yang berada di dasar otak sehingga kita mengeluarkan urine terus atau kencing saja. Pada diabetes mellitus yang kurang adalah hormon insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang berada dibawah hati.
® Ragam Keagamaan : Tidaklah orang-orang itu menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan pada suatu hari yang besar yaitu hari ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.
® Ragam Bahasa Sastra : Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra
banyak mengunakan kalimat yang tidak efektif. Pengambaran yang sejels-jelasnya melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam bahasa sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan di dalam imajinasi pembaca.
® Ragam Bahasa Iklan :Bergaya bahasa hiperbola, berpersuasif, dan berkalimat menarik, ciri-ciri ragam bahasa iklan. Selain itu, ragam bahasa iklan bernada sugestif
Sumber
http://intl.feedfury.com/content/15241462-ragam-bahasa.html
http://fadliyanur.multiply.com/journal/item/26
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
0 komentar:
Posting Komentar