0

Prinsip Usability



> Pengertian Prinsip Usability Pada mata kuliah interaksi manusia dan komputer adalah suatu masalah optimasi penggunaan sistem oleh pengguna. Sistem akan bekerja dengan baik apabila dipergunakan secara maksimal oleh pengguna sehingga semua kemampuan sistem dapat termanfaatkan secara maksimal.
Didalam Prinsip Usability terdapat hal-hal yang harus diperhatikan diantaranya Human Ability, Human Capabilities, Memori, Proses, Observations, Problem Solving.
Pertama kita akan membahas tetang Human Ability. Human Ability atau di bahasa indonesiakan adalah suatu kemampuan manusia untuk melakukan sesuatu yang dimilikinya. Human Ability (kemampuan manusia) ini memiliki 2 perbedaan, perbedaannya yaitu

HUMAN ABILITIES BAIK
- Kapasitas Long Term Memory (LTM) tidak terbatas
- Durasi LTM tidak terbatas dan komplex
- Kemampuan memahami tinggi
- Mekanisme konsentrasi powerful
- Pengenalan pola pikir powerful

HUMAN ABILITIES BURUK
- Kapasitas Short Term Memory (STM) terbatas
- Durasi STM terbatas
- Akses yang tidak dapat diandalkan pada STM
- Proses yang cenderung salah
- Proses yang lambat
Pembahasan yang kedua yaitu Human Capabilities. Pengertiannya hamper sama dengan Human Ability tetapi Human Capabilities lebih mengarah ke anggota Penginderaan / Panca indra (Mata, Telinga, Peraba) pada manusia itu sendiri. Setiap manusia pasti mempunyai batas maksimal dalam melakukan Penginderaan / Panca indra (Mata, Telinga, Peraba) saya akan menjelaskan panca indera Mata.
Mata
Mata adalah suatu panca indera yang berfungsi untuk melihat dan didalam panca indera mata ini terdapat dua tahap konsep penglihatan.
Konsep penglihatan pada manusia terdiri dari dua tahap yaitu
-Penerimaan stimulus dari luar secara fisik
-Pemrosesan serta interpretasi dari stimulus tersebut
a. Kemampuan Penglihatan
-Sensivitas
-Ketajaman
- Pergerakan
b. Warna
-Warna dikaitkan dengan hue, intensitas, dan saturation
-Hue panjang gelombang spektrum cahaya
-Intensitas brightness dari warna
-Saturation jumlah / kadar putih (whiteness) dalam warna
-Masalah persepsi warna pada cones (sel pada selaput retina
yang sensitif terhadap warna) dan ganglion (simpul syaraf)
-380 (blue) ~ 770nm (red)
-Radiasi dalam spektrum (panjang gelombang cahaya) adalah
400 – 700 nm

Telinga
Telinga adalah suatu panca indera yang digunakan untuk mendengar. Sistem yang terdapat pada telinga yaitu system auditory yang memiliki kapasitas sangat besar untuk mengumpulkan informasi lingkungan sekitar. Dapat mendengar objek apa saja yang ada di sekitar dan memperkirakan kemana objek tersebut akan berpindah.
Pemrosesan suara
Suara memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
- Pitch : frekuensi suara (20 – 20.000 HZ)
- Loudness : amplitudo suara (30 – 100dB)
- Timbre : tipe atau jenis suara
Sistem auditory melakukan filtering suara kita mengabaikan suara background dan berkonsentrasi pada informasi yang penting.
Peraba
Peraba adalah suatu panca indera yang berfungsi untuk melakukan sentuhan. Manusia menerima stimuli melalui kulit. Kulit memiliki tiga jenis sensor penerima (sensory receptor), yaitu :
Thermoceptor =merespon panas / dingin
Nociceptor =merespon pada tekanan yang intens, rasa sakit
Mechanoceptor = merespon pada tekanan
Pada komputer keyboard bisa dikaitkan dengan posisi-posisi bentuk tombol, juga pengoperasian yang memerlukan penekanan, ada yang berat atau malah terlalu ringan.
Pembahasan yang ketiga yaitu Memori. Memori adalah suatu tempat atau wadah untuk menyimpan data atau informasi. Memori juga dapat menyimpan pengetahuan faktual dan pengetahuan prosedural. Ada 4 type Memori yaitu
1. Perceptual Buffer (Memori Sensor)
- Terbatas kapasitasnya.
- Informasi yang masuk melalui indera tidak semua dapat diproses.
2. Short Term Memory (STM)
- Memori kerja menyimpan informasi yang dibutuhkan dalam waktu yang singkat / sementara pada saat kita sedang melakukan pekerjaan.
- Dapat diakses dengan cepat, namun berkurang secara cepat pula
- Metode digunakan untuk mengukur kapasitas, yaitu berdasarkan :
a. Panjang suatu deret (sequence) yang dapat diingat secara terurut.
b. Kemampuan mengingat kembali item-item secara acak.
3. Intermediate
Menyimpan untuk ke LTM
4. Long Term Memory (LTM)
- Penyimpanan utama untuk informasi faktual, pengetahuan berdasarkan eksperimen / pengalaman, aturan-aturan prosedur, tingkah laku, dsb.
- Kapasitasnya lebih besar, waktu akses yang lebih lambat, serta proses hilangnya informasi lebih lambat.
Terdapat dua jenis LTM :
a. Memori Episodik : menyimpan “data” kejadian atau pengalaman dam bentuk serial menurut waktu.
b. Memori Semantik : menyimpan record-record fakta, konsep, keahliaan (skills) serta informasi lain yang diperoleh selama hidup dengan terstruktur.
Pemrosesan Memori Jangka Panjang Aktivitas :
- Menyimpan atau mengingat informasi
- Menghilangkan atau melupakan informasi
- Memanggil kembali informasi
-Tersimpan karena pengulangan (rehearsal)
-Ebbinghaus jumlah yang dipelajari berbanding lurus dengan waktu mempelajarinya = total time hypothesis
- Proses melupakan informasi : decay karena sudah lama berada di LTM sehingga lambat laun akan terlupakan + interference karena adanya informasi baru yang lama terlupakan.
-Proses memanggil kembali informasi : recall memanggil kembali secara langsung informasi + recognition presentasi sejumlah pengetahuan (knowledge) yang terkait sebagai petunjuk.
Pembahasan yang keempat yaitu Problem Solving atau yang biasa kita kenal Penyelesaian masalah, penyelesaian masalah pada IMK ini setelah penyimpanan di LTM, kemudian diaplikasikan. Penalaran (Reasoning) : proses pengambilan kesimpulan mengenai sesuatu atau hal baru dengan pengetahuan yang dimiliki oleh manusia.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
0

i-robot



> Dalam film ini menggambarkan tentang perkembangan tekhnology kira-kira pada tahun 2035 . Dimana ROBOT telah menjadi bagian yang terpercaya dari kehidupan sehari-hari membersihkan rumah, berjalan-jalan hewan peliharaan dan pada dasarnya melakukan segala sesuatu yang manusia tidak dapat lagi peduli untuk melakukannya.

Film ini menceritakan tentang seorang detektif yg bernama Del Spooner (Will Smith) untuk mencari tahu fakta tentang pembunuhan seorang ahli pakar robot. yang mana di curigai pembunuhan itu dilakukan oleh seorang robot.



Sutarada dalam film ini yaitu Alex Proyas asal Australia termasuk sangat imajinatif, yang menciptakan futuristik gelap kaya dengan atmosfir..

Robot bukan hanya menguntungkan kehidupan manusia,tapi robot juga dapat merugikan kehidupan manusia...
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
0

BAJU ROBOTIK UNTUK MILITER MASA DEPAN



> Barangkali para "pengkhayal" termasuk penulis cerita komik, film dan novel sains fiksi tidak sembarangan menuangkan ide-ide liarnya. Sebut saja film Star Trex dengan teknologi canggihnya, atau Iron Man, Spiderman, Batman dan sederet tokoh khayalan lain ternyata dibangun berdasarkan teknologi yang mungkin untuk diwujudkan (kalee...)
Rex Jameson bukanlah superhero! Tapi ia telah menjadi manusia super instan. Insiyur perangkat lunak yang gemar bersepeda, tennis, dan ski itu berpostur tinggi 5 kaki 11 inchi dan berat 180 pound. Namun pada suatu ketika ia akan menjadi berbobot 300 pound lebih. Hal itu terjadi saat ia merubah penampilan manusiannya dengan kerangka luar aluminium dan elektronik yang bisa melipat gandakan kekuatan dan daya tahannya menjadi 20 kali lipat.



Di suatu tempat yang dirahasiakan di Amerika Serikat, Rex Jameson dengan tangan metal robotic yang memiliki cengkraman mumpuni, mampu meraih satu set palang yang berat saat mendemostrasikan kemampuan lengan robotnya, ia menggulangi gerakan itu hingga ratusan kali, bahkan mencapai 500 kali.



Jameson yang bekerja untuk sebuah perusahaan robot Sarcos Inc di Salt Lake City kini sudah dikontrak Angkatan Darat Amerika Serikat untuk membantu mengakses pakaian seberat 150 pound untuk tentara masa depan. Pakaian ini bekerja melalui sensor gerakan si pemakai dan secara instan melipatgandakan kekuatannya.

Militer percaya, tentara masa depan bisa mengenakan pakaian ini dalam perang. Namun untuk saat ini hanya difokuskan pada aplikasi mengangkat beban kargo atau memperbaiki peralatan berat. Sarcos Inc, kini mengembangkan teknologi tersebut sesuai dengan kontrak dua tahun senilai $10 juta dan pihak militer berencana akan melakukan uji coba terbuka tahun depan (2009).

Sebelum teknologi ini diterapkan, para pengembang harus mengatasi penghalang lainnya yaitu biaya dan keterbatasan daya tahan baterai pakaian robotic ini. Jameson mengalami kesulitan dengan daya tahan baterai yang dipakai saat ini ketika melakukan demontrasi yang hanya bertahan selama 30 menit.

Namun teknologi ini sudah menawarkan bukti bahwa baju robot bisa melipatgandakan kekuatan otot manusia dan bukan semata tertuang di buku-buku komik seberti debut "Iron Man" yang mengisahkan seseorang yang merancang pakaian berteknologi tinggi guna memberantas kejahatan.

Riset exoskeleton militer ini dimula tahun 1995, tapi belum mencapai tahap pakaian yang praktis. Teknologi Sarcos bermitra erat dengan Raytheon Co, kendati demikian Waltham - kontraktor pertahanan yang berbasis di Massachuset membeli bisnis robotik Sarcos Inc pada November 2007. Sarcos juga mengembangkan robot dinousourus untuk Universal Studios bagi kepentingan taman tematis "Jurasik Park".

Jack Obusek, mantan kolonel yang kini bekerja di Pusat Permesinan dan Pengembangan Riset Angkatan Darat AS di Natick pinggiran Boston, memprediksi tentara berpakaian robot ini nantinya akan digunakan untuk membongkar muat amunisi berat helikopter, mengangkut ratusan pound perlengkapan militer melintasi medan berat, untuk memperbaiki tank-tank yang berada di lokasi tersulit dan misi-misi zeni tempur penting lainnya. Dan daam tahap pengembangan lanjutan, akan menyempurnakan shield untuk melindungi operatornya, termasuk mempersenjatainya dengan senjata berat dan ringan untuk misi-misi tempur khusus.

Dalam demonstrasinya, pakaian ini membuat Jameson tidak leluasa, tapi dia bisa bergerak dengan normal. Ketika sebuah bola kaki dilemparkan ke arahnya, dia berhasil menyundulnya kembali. Dia perlahan bisa menaiki tangga dengan pakaian robotnya yang membuatnya seperti monster robot dalam film-film animasi Jepang....

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
0

Resume ISD



> Ilmu Sosial Dasar (ISD) adalah ilmu yang memberikan pengetahuan dasar dan pengertian tentang berbagai konsep yang dikembangkan untuk menjelaskan gejala-gejala sosial agar daya tanggap, persepsi , dan penalaran seseorang dalam menghadapi lingkungan sosial.
Tujuan dari ISD adalah membantu kepekaan wawasan pemikiran dan kepribadian seseorang agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas, dan ciri-cri kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota golongan terpelajar Indonesia, khususnya berkenaan dengan sikap an tingkah laku manusia dalam menghadapi manusia-manusia lainnya, serta sikap dan tingkah laku manusia dalam menghadapi manusia lain terhadap manusia yang bersangkutan.
Ada empat komponen yang dimiliki manusia yang memenutukan kesuksesan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Keempat komponen itu ialah IQ, EQ, SQ, dan AQ
IQ bisa termasuk kreativitas, kepribadian, perilaku, pengetahuan, atau kebijaksanaan. Namun, beberapa psikolog tak memasukkan hal-hal tadi dalam kerangka definisi kecerdasan. Kecerdasan biasanya merujuk pada kemampuan atau kapasitas mental dalam berpikir, namun belum terdapat definisi yang memuaskan mengenai kecerdasan.
EQ yang biasa disebut Emotional Quotient memiliki banyak definisi. Para pakar memberikan definisi beragam pada EQ, diantaranya adalah kemampuan untuk menyikapi pengetahuan-pengetahuan emosional dalam bentuk menerima, memahami, dan mengelolanya.
Menurut definisi ini, EQ mempunyai empat dimensi berikut :
1. Mengenal, menerima dan mengekspresikan emosi (kefasihan emosional) caranya mampu membedakan emosi orang lain, bentuk dan tulisan, baik melalui suara, ekspresi wajah dan tingkah laku.
2. Menyertakan emosi dalam kerja-kerja intelektual. Caranya perubahan emosi bisa mengubah sikap optimis menjadi pesimis. Terkadang emosi mendorong manusia untuk menerima pandangan dan pendapat yang beragam.
3. Memahami dan menganalisa emosi. Mampu mengetahui perubahan dari satu emosi ke emosi lain seperti berubahannya dari emosi marah menjadi rela atau lega.
Spiritual Quotient (SQ) digambarkan sebagai ukuran yang terlihat pada seseorang kecerdasan spiritual dalam cara yang sama seperti intelligence quotient (IQ) terlihat pada kecerdasan kognitif. Ini adalah studi di mana terdapat 6 jenis kepribadian: sosial, investigasi, artistik, realis, kontraktor dan konvensional.
Para penulis berpendapat bahwa hanya SQ yang membuat manusia terpisah dari kedua mesin dan binatang. Menurut mereka SQ adalah tentang belas kasih dan kreativitas, kesadaran diri dan harga diri, fleksibilitas dan syukur. Jadi apa yang pernah didukung oleh para filsuf besar dari orang-orang seperti Swami Vivekananda sekali lagi ditekankan oleh dunia perusahaan modern.
Adversity quotient merupakan konsep tentang potensi manusia berupa kemampuan untuk menghadapi dan mengatasi masalah hidup berupa kesulitan ataupun hambatan. Adversity quotient terdiri atas konsep tentang kognitif, kondisi fisiologis neuron otak dan emosi.
Konsep utama yang digunakan dalam adversity quotient merupakan konsep yang telah banyak dikenal dalam psikologi, yaitu tentang fenomena ketidakberdayaan yang dipelajari (learned helplessness) dan atribusi. Menurut adversity quotient, kemampuan manusia menggunakan potensinya dalam menghadapi dan mengatasi masalah terletak pada sejauh mana sejarah kehidupan ind ividu telah menjadikan suatu pembiasaan-pembiasaan berupa respon ketidakberdayaan(Stoltz, 1997). Respon ketidakberdayaan ini akan mempengaruhi cara mengatribusi individu terhadap permasalahan, baik yang internal maupun eksternal. Cara mengatribusi, yang da lam adversity quotient disebut sebagai gaya penjelasan secara kognitif (Stoltz, 1997), memiliki fungsi bagi optimalisasi potensi individu dalam menghadapi dan menyelesaikan permasalahan hidup.
Adversity quotient merupakan satu istilah yang digunakan untuk menjelaskan adanya komponen yang berfungsi sebagai optimalisasi potensi- potensi dan pengembangan diri manusia. Adversity quotient ini mengandung konsep ukur terhadap komponen-kemponen yang berfungsi sebagai respon yang digunakan manusia dalam menghadapi kesulitan (Stoltz, 1997). Adversity quotient adalah respon individu terhadap kesulitan yang dihadapi, yaitu berupa respon yang dapat berfungsi untuk bertahan (tidak putus asa ataupun mengundurkan diri) dan menghadapi kesulitan untuk diselesaikan. Respon ini merupakan respon perseptual di mana di dalamnya terdapat peran kognisi (atribusi) dalam memandang permasalahan kesulitan yang dihadapi.
Soft skill adalah istilah sosiologis yang berkaitan dengan seseorang “EIQ” (Emotional Intelligence Quotient), kumpulan karakter kepribadian, rahmat sosial, komunikasi, bahasa, kebiasaan pribadi, keramahan, dan optimisme yang menjadi ciri hubungan dengan orang lain. Soft melengkapi keterampilan keterampilan keras (bagian dari seseorang IQ), yang merupakan persyaratan teknis pekerjaan dan banyak kegiatan lainnya.
Seseorang yang lembut EQ keterampilan merupakan bagian penting dari individu nya kontribusi bagi kesuksesan organisasi. Terutama yang berhubungan dengan pelanggan organisasi face-to-face umumnya lebih berhasil jika mereka melatih staf mereka untuk menggunakan keterampilan ini. Skrining atau pelatihan untuk kebiasaan atau ciri-ciri pribadi seperti ketergantungan dan kesadaran dapat menghasilkan laba atas investasi yang signifikan bagi suatu organisasi. Untuk alasan ini, soft skill semakin dicari oleh pengusaha di samping standar kualifikasi.
Hard skill adalah sesuatu kemampuan yang dimiliki oleh diri kita yang bersifat individu. Hard skills yang spesifik, diajarkan kemampuan yang mungkin diperlukan dalam konteks tertentu, seperti pekerjaan atau aplikasi universitas.
Contoh hard skill meliputi fasilitas dengan spreadsheet, mengetik, kemampuan matematis, kecakapan dengan aplikasi perangkat lunak, operasi mesin, pengembangan perangkat lunak, berbicara dengan bahasa asing, dan kalkulus

Perkotaan, Pedesaan, dan Problemnya.
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas. Masyarakat adalah sebuah kelompok yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. yang membentuk sebuah
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat berburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocok tanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian ahli menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat suku, ras, dan masyarakat negara.
Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.
Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1. kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
2. orang kota paa umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu
3. pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
4. kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
5. interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa factor pribadi
6. pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
7. perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
Perbedaan desa dan kota
1. jumlah dan kepadatan penduduk
2. lingkungan hidup
3. mata pencaharian
4. corak kehidupan sosial
5. stratifikasi sosial
6. mobilitas sosial
7. pola interaksi sosial
8. solidaritas sosial
9. kedudukan dalam hierarki administrasi nasional
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan sperti beras, sayur mayor, daging, ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan. Mereka biasanya adalah pekerja-pekerja musiman.
Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yagn juga diperlukan oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-obatn untuk memelihara kesehatan dan transportasi. Dalam kenyataannya hal ideal tersebut kadang-kadang tidak terwujud karena adanya beberapa pembatas. Jumlah penduduk semakin meningkat, tidak terkecuali di pedesaan. Padahal luas lahan pertanian dan tanah sulit bertambah, terutama didaerah yang seudah lama berkembang seperti pulau jawa. Peningkatan jumlah penduduk tanpa diimbangi dengan perluasan kesempatan kerja ini pada akhirnya berakibat bahwa di pedesaan terdapat banyak orang yangtidak mempunyai mata pencaharian tetap. Mereka merupakan pengangguran, baik sebagai pengangguran penuh maupun setengah penuh.
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola-pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Kesemuanya akan tercermin dalam komponen-komponen yang membentuk stuktur kota tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
1. Wisma : unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga.
2. Karya : unsur ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota
3. Marga : unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya.
4. Suka : unsur ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
5. Penyempurna : unsur ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
Kota secara internal pada hakekatnya merupakan suatu organisme, yakni kesatuan integral dari tiga komponen meliputi penduduk, kegiatan usaha dan wadah. Ketiganya saling terkait, pengaruh mempengaruhi, oleh karenanya suatu pengembangan yang tidak seimbang antra ketiganya, akan menimbulkan kondisi kota yang tidak positif, antara lain semakin menurunnya kualitas hidup masyarakat kota. Dengan kata lain, suatu perkembangan kota harus mengarah paa penyesuaian lingkungan fisik ruang kota dengan perkembangan sosial dan kegiatan usaha masyarakat kota
Di pihak lain kota mempunya juga peranan/fungsi eksternal, yakni seberapa jauh fungsi dan peranan kota tersebut dalam kerangka wilayah atau daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala regional maupun nasional. Dengan pengertian ini diharapkan bahwa suatu pembangunan kota tidak mengarah pada suatu organ tersendiri yang terpisah dengan daerah sekitarnya, karena keduanya saling pengaruh mempengaruhi.
Masyarakat Pedesaan
Yang dimaksud dengan desa menurut Sukardjo Kartohadi adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemeritnahan sendiri. Menurut Bintaro desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan cultural yang terdapat disuatu daerah dalam hubungannya danpengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain.. Menurut paul H.Landis : desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan cirri-ciri sebagai berikut :
1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antra ribuan jiwa
2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan
3. Cara berusaha (ekonomi) aalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuatsesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat. Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
1. Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
3. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
4. Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama, adapt istiadat, dan sebagainya
Didalam masyarakat pedesaan kita mengenal berbagai macam gejala, khususnya tentang perbedaan pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan –ketegangan sosial. Gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan :
1. konflik
2. kontraversi
3. kompetisi
4. kegiatan pada masyarakat pedesaan
Masalah perkotaan dan pedesaan yang paling sering adalah masalah kependudukan lebih spesifik lagi masalah urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk, Bedanya Migrasi penduduk lebih bermakna perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara atau tidak menetap.
Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.
Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.
A. Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
1. Kehidupan kota yang lebih modern dan mewah
2. Sarana dan prasarana kota yang lebih lengkap
3. Banyak lapangan pekerjaan di kota
4. Di kota banyak perempuan cantik dan laki-laki ganteng
5. Pengaruh buruk sinetron Indonesia
6. Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi jauh lebih baik dan berkualitas
B. Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi
1. Lahan pertanian yang semakin sempit
2. Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
3. Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
4. Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
5. Diusir dari desa asal
6. Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
Penanganan masalah urbanisasi yang tinggi di kota besar di negara-negara
berkembang, sudah harus menjadi bagian dari kebijakan nasional. Sebab
pertambahan penduduk yang terlampau cepat seperti di Jakarta, telah
menimbulkan persoalan tersendiri dalam penyediaan berbagai fasilitas, serta
kualitas lingkungan hidup.
Pemerintah khususnya Pemprov DKI Jakarta telah mengambil langkah-langkah untuk menekan arus urbanisasi yang terjadi. Langkah pertama dengan melakukan operasi yustisi kependudukan (OYK). Kali ini operasi dilakukan secara terpadu dengan berbagai dinas dan insatnsi lainnya. Dalam operasi ini akan didata identitas penduduk yang berada di Jakarta. Bagi yang terjaring operasi nantinya akan dipilah menjadi dua. Penduduk yang tidak memiliki identitas, pekerjaan dan tempat tingal tetap akan langsung dipulangkan ke daerah asalnya
Langkah kedua untuk menekan laju urbanisasi, Pemprov DKI Jakarta telah megadakan kerja sama dengan sembilan provinsi yaitu seluruh provinsi di pulau Jawa, Lampung, Bali, NTB, dan NTT. Kesembilan provinsi tersebut merupakan wilayah asal terbesar penduduk yang pindah ke Jakarta. Oleh karena itu. urbanisasi merupakan masalah nasional. Sehingga jika dilakukan sendiri tidak akan mengatasi masalah. Untuk itulah dibutuhkan kejasama antara pemerintah dengan masyarakat yang bersangkutan.
Written by thetrackers in: Ilmu Sosial Dasar, Kumpulan artikel | Tags: desa, Faktor, Kota, Masalah, Pedesaan, Penanggulangan, Perkotaan, Urbanisasi
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
0

ILMU SOSIAL DASAR



> Pengertian Ilmu Sosial Dasar
Pendidikan tinggi diharapkan dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai seperangkat kemampuan yang terdiri atas
Kemampuan akademik
Kemampuan Profesi
Kemampuan Pribadi
Dengan seperangkat kemampuan yang dimiliki seseorang diatas lulusan perguruan tinggi diharapkan seseorang menjadi sarjana yang sujana yaitu sarjana yang cakap dan ahli dalam bidang yang ditekuninya serta mau dan mampu mengabdikan keahliannya untuk kepentingan masyarakat indonesi dan umat manusia pada umumnya. Pencapaian kemampuan akademik dan kemampuan profesi telah diusahakan melalui mata kuliah (MKK). Kedua kemampuan tersebut bertuuan untuk memberikan keahlian dalam bidangnya dan kemampuan menerapkan keahlian itu dalam masyarakat.
Berikut adalah MKDU/ Mata Kuliah Dasar Umum yang terdiri atas mata kuliah:
Pancasila
Agama
Kewiraan
PENDIDIKAN Sejarah Perjuangan Bangsa
Ilmu Alamiah Dasar (IAD)
Ilmu Sosial Dasar (ISD)
Ilmu Budaya Dasar (IBD)
Sebenarnya MKDU perguruan tinggi di Indonesia dapat di kelompokkan menjadi 2, Kelompok pertama meliputi mata kuliah : Pancasila, Agama, Pendidikan Sejarah perjuangan bangsa dan Kewiraan. Kelompok ini diharapkan dapat memberikan dasar pedoman untuk bertindak sebagai warga Negara terpelajar yang baik. Keempat mata kuliah tersebut wajib di ikuti oleh semua mahasiswa di perguruan tinggi, yang dinilai dan ikut menentukan kelulusan.
Kelompok kedua meliputi mata kuliah : IAD, ISD, dan IBD. Kelompok ini diharapkan dapat membantu kepekaan mahasiswa berkenaan dengan lingkungan alamiah, Lingkungan social dan lingkungan budaya.
Ketiga mata kuliah diatas diberikan kepada semua mahasiswa dengan ketentuan bahwa mahasiswa bidang pengetahuan keahlian yang berada dalam ruang lingkup salah satu mata kuliah dasar tersebut tidak diwajibkan mengikuti mata kuliah dasar yang bersangkutan.
Secara Spesifik kemampuan pribadi yang hendak di capai melalui MKDU bertujuan menghasilkan warga Negara Sarjana yang berkualifikasi sebagai berikut:
Taqwa kepada tuhan yang maha esa , bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya, dan memilki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain
Berjiwa Pancasila sehingga segal keputusan serta tindakannya mencerminkan nilai-nilai pancasila dan memiliki Integritas kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.
Memiliki wawasan sejarah perjuangan bangsa, sehingga dapat memperkuat semangat kebangsaan, mempertebal cinta tanah air, meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, Mempertinggi kebanggan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.
Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi oermasalahan kehidupan, baik social, ekonomi, politik, pertahanan keamanan maupun kebudayaan.
Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara bersama sama mampu berperan serta meningkatkan kualitasnya, maupun tentang lingkungan alamnya secara bersama sama serta di dalam pelestariannya.
Tema pokok perkuliahan ISD sebagai bagian dari MKDU adalah hubungan timbale balik antara manusia dengan lingkungannya. Hubungan tersebut dapat mewujudkan adanya kenyataan kenyataan social dan masalah masalah social dan inilah yang menjadi pusat perhatian dari Ilmu Sosial Dasar dan yang penelaahannya menggunakan pendekatan berbagai disiplin (interdisiplin dan atau multidisiplin) dengan memanfaatkan pengertian pengertian (fakta,konsep, teori) yang berasal dari lapangan ilmu ilmu social seperti: sejarah, ekonomi, geografi, social, sosiologi, antropologi dan psykologis social.
ISD ; PENGERTIAN, TUJUAN, ISD DAN ips
PENGERTIAN
Untuk menjawab berbagai tantangan dan persoalan dalam kehidupan lahirlah berbagai cabang ilmu pengetahuan.
Berdasarkan sumber filsafat yang dianggap sebagai ibu dari ilmu pengetahuan, maka ilmu pengetahuan dapat dikelompokan menjadi tiga :
Natural sciences (ilmu-ilmu alamiah), meliputi: Fisika, Kimia, astronomi, biologi dll
Sosial sciences (ilmu-ilmu social) terdiri dari: Sosiologi, Ekonomi, Politik antropologi, Sejarah, Psykologi, Geografi dll
Humanities (ilmu-ilmu budaya) meliputi: Bahasa, Agama, Kesusastraan, Kesenian dll.
Mengikuti pembagian ilmu pengetahuan seperti tersebut diatas maka Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Budaya Dasar adalah satuan pengetahuan yang dikembangkan sebagai usaha pendidikan.
Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah masalah social khususnya yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan pengertian pengertian (fakta, konsep teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu ilmu social seperti:
Sejarah, ekonomio, geografi social. Sosiologi, antropologi, psikologi sosial.
Ilmu social dasar tidak merupakan gabungan dari ilmu social dasar yang dipadukan, karena ilmu social dasar tidak memiliki objek dan metode ilmiah tersendiri dan juga ia tidak mengembangkan suatu penilitian sebagaimana suatu disiplin ilmu seperti ilmu-ilmu social diatas.
Ilmu sosial dasar merupakan suau bahan studi atau program pekerjaan yang khusus dirancanga untuk kepentingan atau pengerjaan yang di Indonesia diberikan di perguruan tinggi.
2.Tujuan
Sebagai salah satu dari mata kuliah dasar umum ilmu social dasar mempunyai tujuan pembinaan mahasiswa agar:
Memahami dan menyadari kenyataan-kenyataan social dan masalah-masalah yang ada didalam masyarakat
Peka terhadap masala-masalah social dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya
Menyadari bahwa setiap masalah social yang timbul dalam masyarakat slalu bersifat kompleks dan hanya mendekatinya dan mempelajarinya secar kritis dan interdisipliner
Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu social dasar ISD dan ilmu penegetahuan social mempunyei persamaan dan perbedaan adapun persamaan antara keduanya adalah :
Keduanya merupkan bahan studi untuk kepentingan program pendidikan/pengajaran
Keduanya bukan disiplin ilmu yang berdiri sendiri
Keduanya mempunyei materi-materi yang terdiri dari kenyataan social dan masalah social.
Adapun Perbedaan diantara keduamya adalah adalah:
Ilmu social dasar diberikan di Perguruan Tinggi, sedangkan ilmu social dasar diberikan di sekolah dasar dan sekolah lanjutan
Ilmu social dasar merupakan salah satu mata kuliah tunggal, sedangkan ilmu penegetahuan social merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran (Untuk sekolah lanjutan)
Ilmu social dasar diarahkan pada pembentukkan sikap dan kepribadian , sedangkan ilmu pengetahuan social diarahkan pada pembentukkan penegetahuan dan ktrampilan intelektual.
Berikut Bahan pelajaran Ilmu Sosial Dasar dapat dibedakan atas tiga golongan:
Kenyataan-kenyataan social yang ada dalam masyrakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah social tertentu.
Konsep-konsep social dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukan utntuk mempelajari masala-masalah social yang dibahas dalam ilmu pengetahuan sosial, contohnya:
Keanekaragaman dan konsep kesatuan sosial bertolak dari kedua konsep tersebut diatas, maka dapat kita pahami dan kita sadari bahwa di dalam masyrakat selalu terdapat:
Persamaaan dan perbedaan pola pemikiran dan pola tingkah laku baik secara individualatau kelompok atau golongan.
Persamaan dan perbedaan kepentingan
Masalah-masalah sosial yang timbul didalam masyarakat bisasnya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan sosial yang berkaitan.Konsorsium antar bidang telah menetapkan bahwa perkuliahan ilmu sosial dasar terdiri dari 8 pokok bahasan yaitu:
Berbagai masalah kependudukan dalam hubungannyadengan perkembangan masyrakat dan kebudayaan
Masalah Individu, keluarga, dan masyarakat
Masalah pemuda dan sosialisasi
Masalah hubungan antara warga Negara dan Negara
Masalah pelapisan sosial dan kesamaan derajat
Masalah masyrakat perkotaan dan perdesaan
Masalah pertentangan-pertentangan sosial dan intgrasi
Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat
Untuk membantu memahami terhadap masalah-masalah tersebut diatas maka dalam buku ini dihimpun kumpulan karangan yang disusun dan berkaitan dengan ,masing-masing pokok bahasan yang telah ditentukan.

Written by http://sahari.ngeblogs.com/2009/10/22/ilmu-sosial-dasar/
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
0

Manajemen Proyek Sederhana



> Di berbagai milis yang saya ikuti, ada diskusi menarik yang muncul. Apa saja yang harus dilakukan untuk dalam project management? Bagaimana SOP (standard operating procedure) nya? Tools apa yang digunakan?
Saya sudah mencoba berbagai metodologi manajemen proyek sepanjang karir saya. Ala koboi di jaman jahiliah dulu, ala waterfall di perusahaan terdahulu, ala CMMI di BaliCamp, dan berbagai ala-ala lainnya. Sepanjang perjalanan tersebut, saya juga membaca tentang berbagai metodologi seperti XP, Scrum, Crystal, RUP, dsb.
Dari semuanya, tentu tidak ada metodologi yang bisa digunakan di semua kondisi. Segalanya serba tergantung keadaan. Walaupun demikian, hasil pengalaman bertahun-tahun tersebut sudah memberikan saya pemahaman tentang latar belakang di aturan-aturan CMMI maupun di metodologi lainnya. Begitu kita mendapatkan alasan dibalik aturan tersebut, kita bisa mengambil esensinya dan mengimplementasikannya dengan bentuk lain yang sesuai dengan situasi kita.
Berikut adalah manajemen proyek ala ArtiVisi.
Fase dan Siklus
Sebelum membahas lebih jauh tentang manajemen proyek, kita luruskan dulu beberapa istilah. Kita mengenal istilah fase dan siklus (lifecycle)
Fase adalah tahapan yang dilalui dalam membuat aplikasi. Biasanya, dalam satu fase akan terdiri dari banyak task.
Fase yang ada di internal ArtiVisi adalah sebagai berikut :
1. Requirement Development
2. Coding
3. User Acceptance Test
4. Implementasi
Keempat fase ini berjalan secara serial, artinya, fase coding baru bisa dimulai setelah requirement development selesai, dsb.
Mendengar ini, pembaca yang beraliran progresif revolusioner pasti langsung demo di Bundaran HI, “Waterfall is dead, long live Agile !!!”
Tunggu dulu sebentar, waterfall dan iteratif itu adalah lifecycle, bukan fase.
Lalu apa itu lifecycle? Lifecycle adalah urutan kita menjalankan fase tersebut di keseluruhan project. Bagaimana maksudnya ini?
Begini, misalnya kita membuat aplikasi akunting. Aplikasi ini terdiri dari beberapa modul yaitu; ledger, hutang/piutang, dan manajemen kas. Lifecycle waterfall adalah apabila kita menjalankan project dengan urutan seperti ini :
1. Project Planning
1. Modul Ledger
2. Modul Hutang/Piutang
3. Modul Kas
2. Requirement Development
1. Modul Ledger
2. Modul Hutang/Piutang
3. Modul Kas
3. Coding
1. Modul Ledger
2. Modul Hutang/Piutang
3. Modul Kas
4. UAT
1. Modul Ledger
2. Modul Hutang/Piutang
3. Modul Kas
5. Implementasi
1. Modul Ledger
2. Modul Hutang/Piutang
3. Modul Kas
Lifecycle waterfall memang memiliki banyak kelemahan, apalagi kalau projectnya besar. Karena rentang waktu yang jauh antara fase requirement dan fase UAT, maka biasanya pada saat UAT user merasa kaget karena merasa aplikasi yang dibuat tidak sesuai ekspektasi. Entah karena user sudah lupa requirement yang dia bikin sendiri, ataupun karena proses bisnisnya memang sudah berubah.
Lifecycle yang dijalankan ArtiVisi adalah Staged Delivery, seperti yang dijelaskan di bukunya Steve McConnell berjudul Rapid Development. Berikut urutannya.
1. Global / High Level
1. Project Planning
2. Requirement Development
2. Modul Ledger
1. Project Planning
2. Requirement Development
3. Coding
4. UAT
5. Implementasi
3. Modul Hutang/Piutang
1. Project Planning
2. Requirement Development
3. Coding
4. UAT
5. Implementasi
4. Modul Kas
1. Project Planning
2. Requirement Development
3. Coding
4. UAT
5. Implementasi
Pendekatan ini bukan waterfall, karena delivery-nya iteratif dan kecil-kecil. Satu modul biasanya berkisar 1 – 2 bulan saja, kira-kira sesuai dengan panjang sprint yang dianjurkan di metodologi Scrum. Tapi pendekatan ini juga bukan murni agile, karena ada global project planning dan requirement di awal. Untuk apa ada kegiatan itu? Tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mengantisipasi interkoneksi antar modul.
Bila kita langsung mengambil salah satu modul untuk diiterasi, maka ada resiko modul tersebut tidak nyambung dengan modul lainnya. Memang bisa disambungkan, tapi nanti akan berkesan tambal sulam. Istilahnya Fred Brooks dalam Mythical Man Month, tidak ada Conceptual Integrity. Oleh karena itu kita perlu melakukan global requirement development untuk melihat interaksi antar modul.
Pembaca yang teliti mungkin juga akan bertanya, mengapa kita menggunakan istilah Requirement Development, bukannya Requirement Gathering? Ini karena untuk mendapatkan requirement, perlu usaha ekstra, tidak sekedar memungut (gathering) informasi di sana-sini. Seringkali kita harus menanyakan hal yang sama dari beberapa sudut pandang untuk mendapatkan apa maunya user. Di saat lain, kita harus bisa menebak fitur yang tersirat. Kalau user bilang, “Harus ada fitur untuk menyimpan data transaksi”, berarti tidak cuma ada screen edit dan list. Tapi juga harus ada fitur search berdasarkan tanggal, produk, nilai transaksi, dan atribut lainnya. Kadangkala ini juga berarti harus ada fitur untuk export/import ke format file lainnya. Jadi, untuk mendapatkan requirement, perlu proses development. Mulai dari sedikit, lalu diakumulasi, dan dikristalisasi sehingga benar-benar akurat dan lengkap. Jangan sampai ada yang ketinggalan.
Kelima fase yang dijelaskan di atas merupakan fase yang sekuensial. Artinya, satu fase dijalankan setelah fase lain selesai. Kita tidak bisa mulai implementasi sebelum UAT selesai. Well, bisa sih, tapi hasilnya tidak akan menyenangkan. Demikian juga, kalau belum selesai coding, ya jangan UAT dulu. Bisa sih maksain UAT, tapi tentu tidak akan menyenangkan. Begitu juga halnya kalau kita coding sebelum jelas requirementnya.
Selain fase yang sekuensial tersebut, ada juga serangkaian kegiatan yang harus kita lakukan secara kontinyu sepanjang project. Yaitu project tracking dan change management.
Project Tracking
Project tracking tidak sulit. Setiap minggu, harus ada orang yang melihat project plan dan membandingkan dengan kondisi sekarang. Task mana yang sudah selesai, mana yang sedang dikerjakan, mana yang sudah selesai. Kondisi sekarang ini direkap ke dalam satu laporan, 1-2 halaman, dan dilaporkan ke client dan manajemen. Di ArtiVisi, mengadopsi dari BaliCamp, selain rekap task juga disertakan rekap resiko dan masalah yang terjadi dalam proyek. Ini akan menjadi bahan diskusi dengan client, bagaimana cara memecahkan masalah tersebut, dan bagaimana mencegah resiko agar tidak berdampak merugikan.
Requirement Development
Sebelum membahas change management, kita bahas dulu requirement. Di ArtiVisi, requirement bentuknya adalah daftar screen aplikasi, biasanya dibuat dengan Netbeans. Kami tidak menggunakan format naratif seperti yang dianut beberapa organisasi dan dinamai User Requirement Specification (URS), Business Requirement Specification (BRS), atau Software Requirement Specification (SRS), User Story, atau istilah-istilah lainnya. Berdasarkan pengalaman, dokumen naratif membuat user malas berinteraksi. Untuk aplikasi shopping cart sederhana saja, bila dibuatkan *RS, akan menjadi lebih dari 20 halaman. Apalagi untuk aplikasi yang besar. Client akan malas membaca, dan akibatnya pada saat aplikasi dideliver hasilnya tidak sesuai ekspektasi, walaupun sesuai dengan *RS.
ArtiVisi menggunakan prototype aplikasi untuk requirement. Kita buatkan screen desktop ataupun web, diisi data hardcoded, dan sudah memiliki menu dan flow. Dari screen registrasi klik submit akan masuk screen konfirmasi, dst. Dengan menggunakan prototype yang bisa diisi dan diklik, user akan lebih bersemangat untuk berinteraksi, sehingga hasil requirement akan menjadi berkualitas. Pada fase requirement ini user bebas meminta modifikasi apapun asal masih dalam scope yang disepakati.
Setelah tidak ada lagi perubahan signifikan, semua screen dicapture, dimasukkan ke dokumen, dan diapprove client (sign off). Ini akan menjadi patokan dalam proses development, diantaranya digunakan oleh programmer untuk coding, dan technical writer untuk membuat user manual.
Change Management
Perubahan setelah sign off harus melalui prosedur change management. Ini gunanya agar progress project bisa terkendali. Sering sekali banyak project molor dan tidak selesai-selesai karena banyak perubahan ini itu yang tidak dikelola dengan baik sehingga tidak terlihat titik akhirnya.

Prosedur change management tidak rumit. Hanya terdiri dari tiga langkah saja, yaitu :
1. Requester menjelaskan perubahan yang diminta, apa alasan yang mendasari perubahan
2. Tim development menganalisa dampak perubahan, apakah ada coding yang berubah, user manual, test scenario, dsb. Output dari analisa ini adalah estimasi berapa tambahan waktu, tenaga, dan biaya untuk mengeksekusi perubahan ini
3. Manajemen di sisi client memutuskan berdasarkan estimasi tersebut, apakah perubahan ini akan :
o Dijalankan segera
o Ditunda ke iterasi berikut
o Ditolak, artinya tidak jadi dijalankan pada project ini, mungkin saja dijadikan project baru.
Dengan adanya proses ini, akan jelas berapa hari project akan mundur, dan berapa biaya tambahannya.
Demikian sharing tentang praktek yang kita gunakan di ArtiVisi. Metodologi ini cukup sederhana, sehingga bisa dijalankan bahkan di project yang one-man-show. Project manager dia, business analyst dia, programmer dia juga, training lagi-lagi dia, terima transferan tidak lain dan tidak bukan adalah dia juga. Di project berskala besar, metodologi ini juga cukup efektif untuk membuat project berjalan secara predictable.
Masih ada penjelasan lebih lanjut yang harus ditulis, diantaranya bagaimana cara menghitung (estimasi) project, dan bagaimana melakukan project planning dan tracking yang efektif. Ini akan dibahas di tulisan yang lain.
Bila ingin berkomentar atau berdiskusi, silahkan bergabung di milis it-project-indonesia@googlegroups.com dengan cara mengirim email kosong ke it-project-indonesia-subscribe@googlegroups.com
Sumber : http://www.arrowairglobal.com/link.php?url=----://endy.artivisi.com/blog/manajemen/manajemen-proyek-sederhana/
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
0

ARTIKEL MANAJEMEN PROYEK & RISIKO



> TEORI

Pengertian Proyek : proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai sasaran yang dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam suatu periode tertentu dengan menggunakan tenaga manusia dan alat – alat yang terbatas dan begitu kompleks sehingga dibutuhkan pengelolaan dan kerja sama yang berbeda dari yang biasanya digunakan

Ciri – ciri proyek

1. sasarannya jelas
2. sasaran diarahkan pada suatu perubahan atau pembaharuan
3. sasaran terjadi hanya satu kali
4. ada batasan awal dan batasan akhir pelaksanaan proyek
5. proyek bersifat antar disiplin
6. adanya anggaran dan batasan terhadap biaya – biaya

Macam – macam proyek

1. proyek pengembangan produk baru adalah kegiatan untuk menciptakan produk baru yang biasanya merupakan gabungan antara proyek kapital dan proyek riset dan pengembangan
2. proyek kapital (modal)
3. proyek penelitian dan pengembangan adalah kegistsn untuk melakukan penelitian dengan sasaran yang ditentukan.proyek ini dapat berupa proyek yang meningkatkan dan memperbaiki mutu produk
4. proyek sistem informasi adalah kegiatan yang sifatnya spesifik dengan mempergunakan alat – alat pemprosesan data.

Manajemen proyek adalah merencanakan, menyusun organisasi memimpin dan mengendalikan sumber proyek daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Konsep manajemen proyek meliputi :

1. Proyek merupakan suatu kegiatan yang sifatnya sementara dengan tujuan tertentu dan memanfaatkan sumber – sumber daya
2. manajemen proyek adalah proses pencapaian tujuan proyek dalam suatu wadah tertentu
3. manajemen proyek meliputi langkah – langkah perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan penyesuaian proyek.
4. kendala / hambatan proyek adalah spesifikasi kerja, jadwal waktu dan dana
5. bentuk organisasi atau wadah yang dimaksud dalam manajemen proyek adalah organisasi fungsional, koordinator gugus tegas dan matrik

manajemen resiko;
Defenisi konseptual mengenai resiko : (Robert Charette)
1. Resiko berhubungan dengan kejadian di masa yg akan datang.
2. Resiko melibatkan perubahan (spt. perubahan pikiran, pendapat, aksi, atau tempat)
3. Resiko melibatkan pilihan & ketidakpastian bahwa pilihan itu akan dilakukan.

Strategi Resiko Reaktif vs Proaktif
Strategi reaktif memonitor proyek terhadap kemungkinan resiko.
Sumber2 daya dikesampingkan, padahal seharusnya sumber2 daya menjadi masalah yang sebenarnya / penting. Strategi proaktif dimulai sebelum kerja teknis diawali. Resiko potensial diidentifikasi, probabilitas & pengaruh proyek diperkirakan, dan diprioritaskan menurut kepentingan, kemudian membangun suatu rencana untuk manajemen resiko. Sasaran utama adalah menghindari resiko.
Resiko Perangkat Lunak
Karakteristik resiko :
1. Ketidakpastian
2. Kerugian
Kategori resiko :
• Resiko proyek
• Resiko teknis
• Resiko bisnis
Rekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 2
Kategori resiko oleh Robert Charette :
• Resiko yang sudah diketahui
• Resiko yang dapat diramalkan
• Resiko yang tidak diharapkan

@ Resiko proyek
Resiko proyek mengancam rencana proyek. Bila resiko proyek menjadi kenyataan maka ada kemungkinan jadwal proyek akan mengalami slip & biaya menjadi bertambah. Resiko proyek mengidenifikasi :
- biaya – sumber daya
- jadwal – pelanggan
- personil (staffing & organisasi) – masalah persyaratan

@ Resiko teknis
Resiko teknis mengancam kualitas & ketepatan waktu PL yg akan dihasilkan. Bila resiko teknis menjadi kenyataan maka implementasinya menjadi sangat sulit atau tidak mungkin.
Resiko teknis mengidentifikasi :
- desain potensial – ambiquitas
- implementasi – spesifikasi
- interfacing – ketidakpastian teknik
- verivikasi – keusangan teknik
- masalah pemeliharaan – teknologi yg leading edge

@ Resiko bisnis
Resiko bisnis mengancam viabilitas PL yg akan dibangun. Resiko bisnis membahayakan proyek atau produk.
Rekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 3

resiko bisnis utama :
1. pembangunan produk atau sistem yg baik sebenarnya tdk pernah diinginkan oleh setiap orang (resiko pasar)
2. pembangunan sebuah produk yg tidak sesuai dgn keseluruhan strategi bisnis bagi perusahaan (resiko strategi)
3. Pembangunan sebuah produk dimana sebuah bagian pemasaran tidak tahu bagaimana harus menjualnya.
4. Kehilangan dukungan manajemen senior sehubungan dg perubahan pd fokus atau perubahan pd manusia (resiko manajemen)
5. Kehilangan hal2 yg berhubungan dgn biaya atau komitmen personal (resiko biaya).

@ Resiko yg sudah diketahui adalah resiko yg dpt diungkap setelah dilakukan evaluasi secara hati2 terhadap rencana proyek, bisnis, & lingkungan teknik dimana proyek sedang dikembangkan, dan sumber informasi reliable lainnya.
seperti :
- tgl penyampaian yg tdk realitas
- kurangnya persyaratan yg terdokumentasi
- kurangnya ruag lingkup PL
- lingkungan pengembangan yg buruk

@ Resiko yg dapat diramalkan diekstrapolasi dari pengalaman proyek sebelumnya.
Misalnya :
- pergantian staf
- komunikasi yg buruk dgn para pelanggan
- mengurangi usaha staff bila permintaan pemeliharaan
sedang berlangsung dilayani
Rekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 4

@ Resiko yg tidak diharapkan
resiko ini dapat benar-benar terjadi, tetapi sangat sulit untuk diidentifikasi sebelumnya.
Identifikasi Resiko Identifikasi resiko dalah usaha sistematis untuk menentukan ancaman terhadap rencana proyek. Tujuan identifikasi resiko : untuk menghindari resiko bilamana mungkin, serta menghindarinya setiap saat diperlukan.
Tipe resiko :
1. resiko generic merupakan ancaman potensial pd setiap proyek PL.
2. resiko produk spesifik hanya dapat diidentifikasi dgn pemahaman khusus mengenai teknologi, manusia, serta lingkungan yg spesifik terhadap proyek yg ada.
Metode untuk mengidentifikasi resiko adalah menciptakan checklist item resiko.
Kategori checklist item resiko :
o resiko ukuran produk
o resiko yg mempengaruhi bisnis
o resiko yg dihubungkan dgn karakteristik pelanggan
o resiko definisi proses
o resiko teknologi yang akan dibangun
o resiko lingkungan pengembangan
o resiko yg berhubungan dgn ukuran dan pengalaman staf Rekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 5

@ Resiko ukuran produk
Resiko yg berhubungan dgn keseluruhan ukuran PL yg akan dibangun atau dimodifikasi.
Checklist item resiko yg berhubungan dgn ukuran produk (PL) :
• ukuran produk diperkirakan dalam LOC atau FP ?
• tingkat kepercayaan dlm estimasi ukuran yg diperkirakan ?
• ukuran produk yg diestimasi dalam jumlah program, file, transaksi ?
• presentase deviasi dalam ukuran produk dari rata2 produk terakhir ?
• ukuran database yg dibuat atau digunakan oleh produk ?
• jumlah pemakai produk ?
• jumlah perubahan yg diproyeksikan ke persyaratan produk ? sebelum produk ? setelah penyampaian ?
• jumlah PL yg digunakan kembali ?
Bila persentasie deviasi besar atau deviasinya sama, tetapi hasil yg lalu sangat kurang dari yg diharapkan, maka resikonya tinggi.

@ Resiko yg mempengaruhi bisnis
Resiko yg berhubungan dengan batasan yg dibebankan oleh manajemen atau pasar.
Bagian pemasaran dikendalikan oleh pertimbangan bisnis, dan pertimbangan bisnis kadang mengalami konflik langsung dengan kenyataan teknis.
Checklist item resiko yg berhubungan dgn pengaruh bisnis :
Rekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 6 Pengaruh produk terhadap hasil perusahaan ?
• Visibilitas produk terhadap manajemen senior ?
• Kelayakan deadline penyampaian ?
• Jumlah pelanggan yg akan menggunakan produk & konsistensi
• kebutuhan relatif mereka dengan produk tersebut ? Jumlah produk / sistem lain dgn apa produk ini harus dapat saling dioperasikan ?
• Kepintaran pemakai akhir ?

• Jumlah dan kualitas dokumentasi produk yg harus diproduksi & disampaikan kepada pelanggan ?
Batasan pemerintahan pada konstruksi produk ?
• Biaya yg berhubungan dgn penyampaian yg terlambat ?
• Biaya yg berhubungan dgn produk defektif ?
• Bila ada persentase deviasi yang besar atau jika jumlahnya sama, tetapi hasil sebelumnya sangat kurang dari yg diharapkan, maka resiko tinggi.

@ Resiko yg dihubungkan dgn karakteristik pelanggan
Resiko yg berhubungan dengan kepintaran pelanggan & kemampuan pengembang untuk berkomunikasi dgn pelanggan dgn cara yg cepat.
Karakteristik pelanggan :
- Pelanggan mempunyai keinginan yg berbeda.
- Pelanggan memiliki kepribadian yg berbeda.
- Pelanggan memiliki hubungan yg bervariasi dgn pemasok.
- Pelanggan juga kadang-kadang bertentangan.
Karakteristik pelanggan mempengaruhi kemampuan tim PL untuk menyelesaikan suatu proyek tepat waktu & sesuai anggaran.
Rekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 7 Checklist item resiko yg berhubungan dgn karakteristik pelanggan:
• Pernahkah anda sebelumnya bekerja dengan pelanggan ?
• Apakah pelanggan memiliki gagasan yg solid mengenai apa yg diperlukannya ? sudahkah pelanggan menggunakan waktunya untuk menuliskannya ?
• Apakah pelanggan akan setuju dgn penggunaan waktu didalam pertemuan pengumpulan persyaratan formal (bab 11) utk mengidentifikasi ruang lingkup proyek ?
• Apakah pelanggan bersedia membangun sambungan komunikasi cepat dgn pengembang ?
• Apakah pelanggan bersedia berpartisipasi dalam kajian ?
• Apakah pelanggan secara teknis pandai dlm area produk tsb?
• Apakah pelanggan bersedia membiarkan orang2 melakukan pekerjaan mereka ?
• Apakah pelanggan memahami proses perangkat lunak tsb ?
Bila setiap jawaban dari pertanyaan diatas adalah ‘tidak’, maka investigasi lebih jauh harus dilakukan utk memperkirakan potensi resiko.

@ Resiko definisi proses
Bila kualitas merupakan sebuah konsep yg disetujui sbg hal yg penting tetapi tidak tidak ada yg berintdak untuk mencapainya dengan cara yg dapat yg dilakukan, maka proyek tersebut beresiko.
Masalah-masalah proses
• Apakah manajemen senior anda mendukung suatu pernyataan kebijaksanaan yg menekankan pentingnya suatu proses standar untuk pengembangan proses ?
• Sudahkah organisasi anda mengembangkan suatu diskripsi tertulis mengenai proses PL yg akan digunakan pd proyek ini ?
Rekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 8
• Apakah anggota2 staf ‘ditugasi’ ke proses PL pd saat PL didokumentasi & bersedia menggunakannya ?
• Apakah proses PL digunakan untuk proyek lain ?
• Sudahkah organisasi anda mengembangkan atau mendapatkan serangkaian serangkaian kursus pelatihan RPL bagi para manajer dan staf teknik ?
• Apakah standar RPL yg diterbitkan disediakan utk setiap pengembang PL & manajer PL ?
• Sudahkah dokumen outline & contoh2 dikembangkan untuk semua yg ditentukan sebagai bagian yg dapat disampaikan sebagai bagian dari proses PL ?
• Apakah kajian teknis formal terhadap spesifikasi persyaratan, desain, dan kode dilakukan secara reguler ?
• Apakah kajian teknis formal terhadap prosedur pengujian & test case dilakukan secara reguler ?
• Apakah hasil dari masing2 kajian teknis formal didokumentasikan, termasuk kesalahan yg ditemukan & sumber daya yg digunakan ?
• Apakah mekanisme utk memastikan bahwa kerja yg dilakukan pd suatu proyek sesuai dengan standar RPL ?
• Apakah manajemen konfigurasi digunakan utk memelihara konsistensi diantara _ystem/persyaratan PL, desain, kode, dan test case ?
• Apakah digunakan suatu mekanisme utk mengontrol perubahan ke persyaratan pelanggan yg mempengaruhi PL ?
• Adakah pernyataan mengenai kerja, spesifikasi persyaratan pelanggan, dan rencana pengembangan PL yg didokumentasikan untuk masing2 subkontrak ?
• Apakah ada prosedur untuk menelusuri & mengkaji kinerja subkontrak ?
Masalah-masalah teknis
Rekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 9
• Apakah digunakan teknik spesifikasi aplikasi untuk membantu komunikasi diantara pelanggan & pengembang ?
• Apakah metode spesifik digunakan untuk analisis PL ?
• Apakah anda melihat suatu metode spesifik untuk data & desain arsitektur ?
• Apakah lebih dari 90% dari kode anda ditulis dgn bahasa orde yg lebih tinggi ?
• Apakah konvensi spesifik utk dokumentasi kode didefinisikan & digunakan ?
• Apakah anda menggunakan metode spesifik utk desain test case?
• Apakah digunakan peranti PL utk mendukung perencanaan & aktivitas penelusuran ?
• Apakah digunakan peranti PL manajemen konfigurasi utk me-ngontrol & menelusuri aktivitas perubahan diseluruh proses PL ?
• Apakah digunakan peranti PL utk mendukung analisis PL & desain proses ?
• Apakah digunakan peranti utk menciptakan prototipe PL ?
• Apakah digunakan peranti PL utk mendukung proses pengujian ?
• Apakah peranti PL digunakan utk mendukung produksi dan manajemen dokumentasi ?
• Apakah metrik kualitas dikumpulkan bagi semua proyek PL ?
• Apakah metrik produktivitas dikumpulkan bagi semua proyek PL?
Bila mayoritas jawaban terhadap pertanyaan tsb adalah `tidak`, maka proses PL lemah dan berisiko tinggi.

@ Resiko teknologi yang akan dibangun
Rekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 10
Resiko yg berhubungan dgn kompleksitas sistem yg akan dibangun dan `kebaruan` teknologi yg dikemas oleh system. Checklist item resiko yg berhubungan dengan teknologi yg akan dibangun :
• Apakah teknologi yg akan dibangun adalah hal yg baru untuk organisasi anda?
• Apakah persyaratan pelanggan memerlukan kreasi algoritma baru atau teknologi input atau output?
• Apakah PL berinterface dgn perangkat keras baru atau belum terbukti?
• Apakah PL yg akan dibangun ber-interace dgn produk PL yg dipasok oleh vendor yg belum terbukti?
• Apakah PL yg akan dibangun ber-interface dgn suatu system database yg fungsi kinerjanya belum dibuktikan di dalam area aplikasi ini?
• Apakan diperlukan interface pemakai khusus oleh persyaratan produk?
• Apakah persyaratan untuk produk memerlukan kreasi komponen program yg tidak sama dengan yg dikembangkan terakhir oleh organisasi anda?
• Apakah persyarata memerlukan pemakaian analisis, desain atau metode pengujian baru?
• Apakah persyaratan memerlukan metode pengembangan PL tdk konvensional, spt metode formal, pendekatan Al-based dan jaringan syaraf buatan?
• Apakah persyaratan meletakkan batasan kinerja yg eksesif pada produk tersebut?
• Apakah pelanggan tidak yakin pada fungsionalitas yg diminta dapat ’dilakukan’?
Bila jawaban dari pertanyaan2 di atas adalah ’ya’, penyelidikan lebih lanjut harus dilakukan untuk memperkirakan risiko potensial.
Rekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 11

@ Resiko lingkungan pengembangan
Resiko yg berhubungan dgn keberadaan & kualitas peranti yg akan digunakan untuk membangun produk. Lingkungan proses PL mendukung tim proyek, proses dan produk.
Lingkungan yg salah dapat menjadi sumber resiko yg penting.
Checklist item resiko yg berhubungan dengan lingkungan
pengembangan :
• Apakah peranti manajemen proyek dapat diperoleh?
• Apakah peranti manajemen proses dapat diperoleh?
• Apakah peranti untuk analisis dan desain dapat diperoleh?
• Apakah peranti analisis dan desain penyampaian metode sesuai bagi produk yg akan dibangun?
• Apakah kompiler atau generasi kode dapat diperoleh dan sesuai untuk produk yg akan dibangun?
• Apakah peranti pengujian dapat diperoleh dan sesuai untuk produk yg akan dibangun?
• Apakah peranti manajemen konfigurasi PL dapat diperoleh?
• Apakah lingkungan menggunakan suatu database atau tempat penyimpanan?
• Apakah semua peranti PL dapat diintegrasikan satu dgn lainnya?
• Sudahkah anggota tim proyek menerima pelatihan dgn masing2 peranti?
• Apakah ada pakar lokal untuk menjawab pertanyaan2 mengenai peranti tersebut?
• Apakah bantuan dan dokumentasi on-line bagi peranti memadai?
Bila mayoritas jawaban terhadap pertanyaan tersebut adalah ’tidak’, berarti lingkungan pengembangan PL lemah dan berisiko tinggi.
Rekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 12

@ Resiko yg berhubungan dgn ukuran & pengalaman staf
Resiko yg berhubungan dgn keseluruhan teknik & pengalaman proyek dari RPL yg akan melakukan tugas tsb. Checklist item resiko yg berhubungan dengan ukuran & pengalaman staf :
• Apakah orang2 terbaik dapat diperoleh?
• Apakah orang2 tsb memiliki gabungan ketrampilan yg benar?
• Apakah orang2 yg ada mencukupi?
• Apakah staf dimasukkan ke dalam seluruh durasi proyek?
• Akankah banyak staf proyek bekerja hanya dalam paruh waktu pada proyek ini?
• Apaka staf memiliki pengharapan yg tepat mengenai pekerjaan yg ada sekarang?
• Sudahkah staf menerima pelatihan yg memadai?
• Apakah pergantian di antara staf akan cukup rendah untuk memungkinkan kontinuitas?
Bila jawaban terhadap pertanyaan2 tsb adalah ’tidak’, maka penyelidikan lebih lanjut harus dilakukan untuk memperkirakan risiko potensial.
Komponen Risiko dan Driver Pedoman untuk mengidentifikasi risiko PL dan pengurangannya yaitu
menghendaki agar manajer proyek mengidentifikasi risiko driver yg mempengaruhi komponen risiko PL – kinerja, biaya, dukungan dan jadwal.
Komponen risiko didefinisikan dgn cara sbb :
Rekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 13
• Risiko kinerja – tingakat ketidakpastian dimana produk akan memenuhi persyaratannya dan cocok dgn penggunaannya.
• Risiko biaya – tingkat ketidakpastian dimana biaya proyek akan dijaga
• Risiko dukungan – tingkat ketidakpastian dimana PL akan mudah dikoreksi, disesuaikan dan ditingkatkan.
• Risiko jadwal – tingkat ketidakpastian dimana jadwal proyek akan dijaga dan produk akan disampaikan tepat waktu. Pengaruh driver risiko thd komponen risiko dibagi ke dalam satu dari empat kategori pengaruh – diabaikan, marjinal, kritis dan katastropis. Tabel 6.1. menunjukkan konsekuensi potensial kesalahan (baris berlabel 1) atau kegagalan untuk mencapai suatu keluaran yg diharapkan (baris berlabel 2). Kategori pengaruh dipilih berdasarkan karakterisasi yg paling cocok dgn deskripsi pada tabel.
Rekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 14 Tabel 6.1. Penilaian Pengaruh KOMPONEN
KINERJA DUKUNGAN BIAYA JADWAL

KATEGORI
1 Gagal memenuhi persyaratan Kegagalan menyebabakan biaya menyebabkan misi gagal meningkat dan jadwal tertunda dgn EV>$500K Tgl pengiriman Kemungkinana PL yg tdk KATASTROPIK 2 Degradasi yg tdk dpt kurangnya responsive signifikanpd dipenuhi finansial dan atau tdk dpt tdk membengkaknya berprestasinya didukung anggaran kinerja teknis Kegagalan menyebabkan
1 Gagal memenuhi persyaratan tertundanya operasinal dan atau akan menurunkan kinerja ke titik meningkatnya biaya dgn EV $100K dimana sukses misi diragukan s/d $500K Sedikit Sedikit Penundaan KRITIS 2 Beberapa meleset dlm tgl kekurangan minor dalam penundaan dlm pengiriman sumber daya modifikasi PL kinerja teknis finansial, mungkin
membengkak Biaya, pengaruh dan atau
1 Gagal memenuhi persyaratan melesetnya jadwal dpt diperbaiki akan mengakibatkan degradasi dgn EV $1 s/d $100K misi kedua Jadwal yg Dukungan PL Sumber daya MARJINAL 2 Penurunan realistis dan minimal sampai yg responsif finansial yg dpt dicapai mencukupi kecil dlm kinerja teknis Kesalahan menyebabkan biaya
1 Gagal memenuhi persyaratan tambahan dan atau berpengaruh memberikan pengaruh yg tdk terhadap jadwal dgn EV < $1K menyenangkan dan DAPAT non-operasional DIABAIKAN Tgl pengiriman Mungkin
PL yg dpt
2 Tdk ada dpt dicapai anggaran di bwh didukung dg \penurunan dlm lebih cepat ketentuan mudah kinerja teknis Rekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 15 Catatan:
(1) Konsekuensi potensial terhadap kesalahan PL yg tdk dpt dideteksi
(2) Konsekuensi potensial jika hasil akhir yg diinginkan tidak tercapai EV = Expected Value PROYEKSI RISIKO / PERKIRAAN RISIKO
Dua cara melakukan proyeksi risiko :
1. Probabilitas di mana risiko adalah nyata
2. Konsekuensi masalah yang berhubungan dengan risiko Perencanaan proyek bersama dengan manajer & staf teknik
melakukan 4 aktifitas proyeksi risiko :
1. Membangun suatu skala yang merefleksikan kemungkinan risiko yang dirasakan
2. Menggambar konsekuensi risiko
3. Memperkirakan pengaruh risiko pada proyek dan produk
4. Memcatat keseluruhan akurasi proyeksi proyek risiko sehingga akan tidak ada kesalahpahaman
MENGEMBANGKAN TABEL RISIKO
Tabel risiko memberi manajer proyek sebuah teknik sederhana bagi
proyeksi risiko.
Rekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 16
Tabel 6.2 Contoh Tabel Risiko
Risiko Kategori Prob Pengaruh RMMM Estimasi ukuran rendah PS 60% 2 secara signifikan
Jumlah pemakai lebih PS 30% 3 besar dari yg diharapkan PS 70% 2 Pemakaian ulang lebih rendah dr yg diharapkan Pemakaian akhir menolak BU 40% 3 Deadline pengiriman BU 50 % 2 diperketat Pendanaan dihapuskan CU 40% 1 Pelanggan akan merubah PS 80% 2 kebutuhan Teknologi tdk memenuhi TE 30% 1
harapan Kurangnya pelatihan pada DE 80% 3 piranti Staf tdk berpengalaman ST 30% 2 Turnover staf tinggi ST 60% 2 § § §
KATEGORI RISIKO :
PS : Ukuran produk TE : Teknologi
BU : Bisnis DE : Lingkungan Pengembangan
CU : Proses ST : Ukuran Staf & Pengalaman
Rekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 17
NILAI PENGARUH
1 : Katastropik 3 : Marjinal
2 : Kritis 4 : Dapat diabaikan
Caranya :
1. Daftarkan semua risiko
2. Masing-masing risiko dikatogorikan
3. Probabilitas masing-masing risiko dapat diperkirakan oleh anggota tim secara individual
4. Pengaruh masing-masing risiko diperkirakan dengan menggunkan karekteristik yg ada di gambar 6.1
5. Katergori untuk masing-masing dari keempat komponen risiko kinerja, dukungan, biaya, dan jadwal dirata-rata untuk menentukan nilai keseluruhan
6. Urutkan probabilitas tinggi dan pengaruh tinggi dimasukkan ke urutan pertama.
MENILAI PENGARUH RISIKO
Tiga factor yg mempengaruhi konsekuensi jika suatu risiko benar-benar terjadi :
1. Sifatnya ; risiko yang menunjukkan masalah yg muncul bila ia terjadi
2. Ruang lingkupnya; menggabungkan kepelikannya (seberapa seriusnya masalah ini ? ) dengan keseluruhan distribusi ( berapa banyak proyek yg akan dipengaruhi atau berapa banyak pelanggan terganggu ? )
3. Timingnya; mempertimbangkan kapan dan untuk berapa lama pengaruh itu dirasakan. Rekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 18 Seorang manajer proyek mungkin menginginkan berita buruk terjadi
segera mungkin tetapi dalam beberapa kasus penundaan lebih lama akan lebih baik.
Langkah-langkah yg direkomendasikan untuk menentukan
konsekuensi keseluhan dari suatu resiko :
1. Tentukan probabilitas rata-rata dari nilai kejadian untuk masing-masing komponen risiko
2. Dengan mengunkan tabel 6.2, tentukan pengaruh untuk masing-masing komponen berdasarkan kreteria yg diperlihatkan
3. Lengkapi tabel risiko dan analsis hasilnya seperti dijelaskan sebelumnya di bab 6 ini. Tim proyek harus melihat tabel risiko pada interval yg regular mengevaluasi lagi masing-masing risiko untuk menentukan kapan keadaan baru menyebabkan probabilitas dan pengaruh berubah. Akibatnya diperlukan penambahan risiko baru ke tabel, mengganti risiko yg tidak relevan dan mengubah pemosisian relatif dari risiko lainnya.
PENILAIN RISIKO
Dalam proses manajemen risiko, maka telah membangun serangkaian titik tripel yg berbentuk :
[ ri , l i , x i ] ri adalah risiko, li adalah kemungkinan (probabilitas) dan xi adah pengaruh dari risiko tersebut. Selama penilaian risiko harus menguji akurasi estimasi yg dibuat selama proyeksi risiko dan
Rekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 19 memprioritaskan risiko yg telah diungkap dan cara mengontrol serta mencegah risiko yg mungkin terjadi. Tingkat referen risiko harus ditentukan sehingga bermanfaat. Sebagian besar proyek PL , komponen resiko yaitu kinerja, biaya, dukungan dan jadwal mencerminkan tingkat referen risiko. Tingkat referen risiko adalah tingkat degradasi kinerja,
peningkatan biaya, kesulitan dukungan, dan melesatnya jadwal yang menyebabkan proyek diterminasi.
Jika kombinasi risiko menciptakan masalah sehinnga ≥ 1 tingkat referen terlampaui maka kerja berhenti.
Tingkat referen memiliki titik tunggal yg disebut referen point / break point dimana keputusan diteruskan atau dihentikan sama-sama diterima.
Selama penilaian maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Tentukan tingkat referen risiko untuk proyek
2. Usahakan untuk mengembangkan hubungan antara [ ri , l i , x i ] masing-masing dan masing-masing tingkat referen
3. Prediksi himpunan titik referen yg menentukan daerah tereliminasi dibatasi oleh kurva atau area ketidakpastian.
4. Cobalah memprediksi bagaimana penggabungan kombinasi risiko akan mempengaruhi suatu titik referen
PENGURANGAN, MONITORING dan MANAJEMEN RISIKO
Aktifitas analisis risiko mempunyai titik tunggal yg memiliki tujuan untuk membantu tim proyek dalam mengembangkan strategi yg berkaitan dengan risiko. Rekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 20
Strategi yg efektif harus :
1. Menghindari risiko
2. Memonitoring risiko
3. Manajemen risiko dan perencanaan kemungkinan
Langkah-langkah untuk mengurangi turnover staf adalah
1. Temui staf yg ada, untuk menentukan penyebab keluar
2. Bertindaklah untuk mengurangi penyebab-penyebab yg ada di bawah kontrol manajemen sebelum proyek dimulai
3. Bila proyek dimulai asumsikan turnover akan terjadi dan kembangkan teknik-teknik untuk memastikan kontiunitas pada saat orang keluar
4. Kumpulkan tim proyek sehingga informasi mengenai masing-masing aktivitas pengembangan dapat disebarluaskan
5. Tentukan standar dokumentasi dan buat mekanisme untuk memastikan bahwa dokumen dikembangkan tepat waktu
6. Lakukan kajian antar teman terhadap semua pekerjaan tersebut sehingga lebih dari satu orang yang terbiasa dengan pekerjaan itu
7. Tentukan backup anggota staf untuk setiap teknologi kritis Aktifitas pemonitoran dimulai, manajer proyek memonitor factor-faktor yang dapat memberikan suatu indikasi apakah risiko
mungkin sedang menjadi lebih atau kurang.
Untuk kasus turnover tinggi, factor-faktor yg dapat dimonitor :
1. Sikap umum anggota tim berdasarkan tekanan proyek
2. Tingkat di mana tim disatu – padukan
3. Hubungan interpersonal di antara anggota tim
4. Masalah pontensial dengan kompensasi dan manfaat
5. Keberadaan pekerjakan di dalam perusahaan dan di luarnya
Rekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 21 Langkah pengurangan resiko diperlukan bagi definisi standar dokuntasi dan mekanisme untuk memastikan bahwa dokumen dikembangkan secara tepat waktu, guna memastikan kontinuitas. Manajemen risiko dan perencanaan kemungkinan mengasumsikan bahwa usaha pengurangan telah gagal dan risiko menjadi suatu kenyataan.
Contoh, diandaikan proyek sedang berlangsung dengan baik dan sejumlah orang mengatakan akan keluar dari proyek tersebut maka strategi pengurangan telah dilakukan dengan backup , informasi,
dokumentasi dan pengetahuan telah disebar ke semua tim. Manajer proyek akan menyesuaikan lagi jadwal dengan fungsi-fungsi yg telah disusun sepenuhnya dan pendatang baru akan ditambah untuk
mengejar dan membagun serta akan ditransfer pengetahuan oleh orang akan keluar.
Langkah RMMM (Risk Mitigating Monitoring and Management Plan) menambah biaya proyek.
RISIKO KESELAMATAN DAN BAHAYA
Risiko tidak hanya pada proyek itu sendiri tetapi juga pada risiko kegagalan PL dilapangan (pemakai akhir). Bila PL digunakan untuk sistem kontrol, kompleksitas sistem dapat bertambah dengan urutan naik. Cacat desain yg tidak kentara yaitu sesuatu yg tidak dapat terungkap dan tereliminasi dalam kontrol konvensional berbasis perangkat keras menjadi lebih sulit diungkap pada saat PL digunakan.
Rekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 22 Keselamatan PL dan analisis bahaya adalah aktifitas jaminan kualitas PL yg berfokus pd indentifikasi dan perkiraan bahaya pontensial terhadap PL dan menyebabkan kegagalan sistem. RMMM PLAN Strategi manajemen risiko dapat dimasukkan dalam rencana proyek PL atau langkah manajemen risiko dapat diatur ke dalam RMMM
PLAN yg terpisah dimana akan didokumentasikan semua kegiatan yg dilakukan sebagai bagian dari analisis risiko dan oleh manajer proyek digunakan sebagai bagian dari keseluruhan rencana proyek.
Uraian untuk RMMM PLAN adalah sebagai berikut :
I. Pengantar
1. Lingkup dan tujuan Dokumen
2. Tinjauan risiko utama
3. Tanggung jawab
a. Manajemen
b. Staf teknis
II. Tabel Risiko Proyek
1. Deskripsi semua risiko di atas yang ditentukan
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi probabilitas dan
pengaruh
III. Pengurangan, monitoring, dan Manajemen Risiko
n. Risiko # n
a. Pengurangan
i. Strategi umum
ii. Langkah khusus untuk mengurangi risiko
b. Monitoring
i. Faktor-faktor yang dimonitoring
ii. Pendekatan monitoring
c. Manajemen
Rekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 23
i. Rencana kontigensi
ii. Konsiderasi khusus
IV. Jadwal Iterasi Rencana RMMM
V. Kesimpulan
Sasaran dari monitoring risiko (aktifitas penelurusan proyek) yaitu
1. Memperkirakan apakah risiko yang diramalkan benar-benar terjadi
2. Memastikan bahwa langkah aversi risiko yang didefiniskan untuk risiko telah diterapkan secara benar
3. Mengumpulkan informasi yang dapat digunakan untuk analisis risiko masa yang akan datang
Tugas lain dari monitoring risiko adalah berusaha menentukan risiko asli pada seluruh proyek.

Sumber : http://rudalblack163.blogspot.com/2010/01/artikel-manajemen-proyek-dan-risiko.html
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Pages

Sample Widget

Cari Blog Ini

Back to Top